Saat menonton berita di METRO TV tentang Nazaruddin, sayapun menyimaknya dengan baik. Sebenarnya saya bukanlah orang yang aktif nonton berita apalagi berita mengenai masalah politik, terlebih lagi kasus-kasus korupsi, bagi saya tidak penting melihat dan ikut pusing dengan nasib para koruptor itu, toch jika saya juga turut berkomentar tetap tidak berpengaruh, sampai bibir dower berbusa-busa pun tetap saja seperti itu. Hehehe.
Tapi, karna saya sudah begitu penasaran dengan sosok Nazaruddin ini lantaran di mana-mana slalu ada dia, di TV, di koran, di kompasiana pun namanya slalu tertulis, sayapun mulai menyimak dan mengikuti beritanya dan akhirnya sedikit tahu mengenai Nazaruddin ini, yakni seorang yang menjabat sebagai bendahara partai Demokrat (Sudah benar tidak…? Mohon, koreksi kalau ada yang salah) yang korupsi dana wisma atlit dan sekarang melarikan diri ke luar negri (detail masalahnya saya kurang tahu).
Dan, di berita tadi di siarkan bahwa Nazaruddin sudah tertangkap di Colombia dan akan segera di pulangkan. Yang menjadi masalah (buat saya pribadi) dan sedikit membuat saya geram adalah bahwa Nazaruddin akan di pulangkan dengan pesawat pribadi milik pemerintah Colobia (kalau tidak salah, yach..) yang di sewa dengan harga 4 milyar, dan (kalau tidak salah dengar lagi) dana itu dari pemerintah yang akan segera di cairkan dan di transfer untuk membayar sewa pesawat tersebut agar Nazaruddin pulang dengan cepat, dengan dana pribadi diapun, menurut saya sama saja, uang dia ‘kan dari hasil korupsi, tetap uang pemerintah ‘kan?, atau dana dari partainya, Wah, terlalu berlebihan sekali.
Tentu, para pemirsa yang kontra dan selama ini mengikuti perkembangan kasus Nazaruddin merasa lega ataupun puas akhirnya Nazaruddin mengakhiri libur panjang nan indahnya di luar negri dan akan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Tapi, tidakkah pemirsa merasa geram seperti saya, mengingat kepulangan Nazaruddin yang lebih heboh daripada kepulangan artis-artis/penyanyi terkenal yang kembali ke Indonesia setelah konser dari luar negri, atau anak-anak sekolah yang ikut olimpiade tingkat internasional di luar negri dan berhasil membawa beberapa medali emas, yang ironisnya mereka pulang jangankan di jemput, sambutan di bandara oleh pemerintahpun tidak ada, mereka hanya di sambut oleh keluarga dan teman-teman mereka, padahal baru saja mereka mengharumkan nama negara Indonesia di mata dunia. Justru, Nazaruddin yang sudah korupsi, mencoreng nama Indonesia, kini di pulangkan dengan terhormat sekali (menurut saya).
Atau, kasus para TKI misalnya. Para TKI yang menjadi korban, entah yang masih dalam keadaan bernyawa tapi sudah cacat dan babak belur maupun yang tak lagi bernyawa, begitu susah dan lamanya mereka pulang ke tanah air, entah dengan berbagai alasan pemerintah, inilah itulah. Kenapa dana 4 milyar itu begitu cepat tersedia untuk Nazaruddin sang koruptor? sedangkan untuk para TKI, sepertinya pemerintah berpikir puluhan kali untuk mengeluarkan dana? Kenapa Nazaruddin tidak di pulangkan dengan bantuan doa saja dari pemirsa seperti yang di lakukan pemerintah kepada para TKI, berdoa “Semoga dia pulang cepat dengan selamat sampai tujuan. Amin” (hehehe), tidak perlu dana sebanyak itu. Atau terlepas dari dana itu, kenapa dia harus menggunakan pesawat khusus, apa bedanya dengan pesawat biasa, kalau dia pergi dengan pesawat biasa, kenapa pulang pakai pesawat luar biasa? Sungguh luar binasa. (Maap, saya terbawa emosi saking jengkelnya, mungkin ada yang bisa menjelaskan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan saya? ^_^)
Dan, sempat saya melihat sekilas pernyataan pidato Presiden yang mengatakan, menghimbau pihak yang menangani kasus Nazaruddin untuk menindak lanjuti kasus Nazaruddin dengan baik dan mengadili dia dengan seadil-adilnya, dan juga menghimbau berbagai pihak yang terlibat (Polisi dan kawan-kawan) agar keselamatan Nazaruddin tetap di jaga. Ah, betul-betul menjengkelkan menurut saya.
Alangkah beruntungnya Nazaruddin itu. Sudah berbuat salah, mempermalukan tapi tetap saja di lindungi. Lalu, bagaimana dengan para TKI kita? Seperti saya katakan tadi, jangankan keselamatan, untuk memulangkan mereka saja yang sudah tak bernyawa begitu susah. Mereka pulang tanpa sepersen pun dana, dana hasil keringat mereka, maupun dana dari pemerintah padahal mereka telah menyumbangkan begitu banyak dana untuk negeri ini. Yach, pemerintah memang kurang peduli, mereka (para TKI) mau di bunuh, di hukum dengan hukuman pancung, pemerintah tiba-tiba pura-pura bego, tidak tahu apa-apa, merasa sangat kesulitan.
Andai, nasib para TKI itu seperti Nazaruddin, pulang dengan selamat, sehat, sejahtera. Atau nasib Nazaruddin seperti TKI itu, pulang dengan penuh derita dan airmata bahkan hanya nama.
Ah, sekali lagi pengetahuan saya mengenai kinerja pemerintah maupun politik-politik yang ada, sama sekali minim, saya hanya berbicara sebagai warga biasa yang melihat peristiwa-peristiwa yang memilukan itu dan juga melihat betapa peristiwa-peristiwa yang menimpa warga biasa tidak tersentuh tangan-tangan pemerintah, tangan-tangan yang dulu bersama mulut itu berjanji manis.
0 komentar:
Posting Komentar